RSS
Wecome to my Blog, enjoy reading :)

Rabu, 04 Juli 2012

SOE HOK GIE


Mandalawangi  Parangro
Senja ini, ketika matahari turun kedalam jurang2mu
aku datang kembali
kedalam ribaanmu, dalam sepimu dan dalam dinginmu
walaupun setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna
aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan
dan aku terima kau dalam keberadaanmu
seperti kau terima daku

aku cinta padamu, Pangrango yang dingin dan sepi
sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada
hutanmu adalah misteri segala
cintamu dan cintaku adalah kebisuan semesta

malam itu ketika dingin dan kebisuan menyelimuti Mandalawangi Kau datang kembali
Dan bicara padaku tentang kehampaan semua

“hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya “tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar
‘terimalah dan hadapilah

dan antara ransel2 kosong dan api unggun yang membara
aku terima ini semua
melampaui batas2 hutanmu, melampaui batas2 jurangmu

aku cinta padamu Pangrango
karena aku cinta pada keberanian hidup

Keterangan lebih lanjut klik disini

Senin, 02 Juli 2012

Tentang Drama




Video diatas adalah salah satu bentuk pementasan drama. Drama adalah salah satu jenis karya sastra yang mempunyai kelebihan
dibandingkan dengan karya sastra jenis lain, yaitu unsur pementasan yang mengungkapkan isi cerita secara langsung dan dipertontonkan di depan umum. Meskipun demikian, ada juga naskah drama yang sifatnya hanya untuk dibaca atau sering disebut closed drama.
Berdasarkan ciri-cirinya, drama memiliki sifat penokohan yang mempunyai
peranan penting dalam mengungkap cerita di dalamnya. Oleh karena itu setiap tokoh mempunyai sifat-sifat kritis sebagai penyampai amanat dari pengarangnya, misalnya satire, humor, ambiguitas, sarkasme ataupun kritik-kritik sosial lainnya yang tergambar melalui dialog-dialog antartokoh.

Unsur-unsur dalam Drama
Unsur paling pokok dalam sebuah drama ada empat, yaitu lakon (naskah
drama atau text play), pemain (aktor atau aktris), tempat (gedung pertunjukan), dan penonton. Unsur lakon memegang peranan penting karena pemain tanpa lakon jelas tidak dapat membuat drama. Begitu pun tempat saja tanpa lakon tidak akan menghasilkan drama. Tetapi, sebaliknya kalau hanya ada lakon saja, maka kita masih bisa mengikuti drama-drama bacaan, misalnya “closed drama.
Lakon drama disusun atas unsur-unsur yang sama dengan novel atau roman, yaitu:
a. Tema, merupakan pikiran pokok yang mendasari lakon drama. Pikiran pokok
ini dikembangkan sedemikian rupa sehingga menjadi cerita yang menarik.
b. Amanat, adalah pesan moral yang ingin disampaikan penulis kepada
pembaca naskah atau pendengar (dalam hal ini) dan juga penonton drama.
Artinya penonton dapat menyimpulkan pesan moral yang telah ia dengar,
baca atau saksikan.
c. Plot. Lakon drama yang baik selalu mengandung konflik. Sebab, roh drama
adalah konflik. Drama memang selalu menggambarkan konflik atau
pertentangan.
Adanya pertentangan menimbulkan rangkaian peristiwa yang menjadi
sebab-akibat dan disebut alur/plot.

Secara rinci perkembangan plot drama ada 6 tahap, yaitu:
1) Eksposisi, tahap ini disebut tahap perkenalan, karena penonton mulai
diperkenalkan dengan lakon drama.
2) Konflik, tahap ini adalah tahap kejadian. Insiden inilah mulai plot drama
sebenarnya, karena insiden merupakan konflik yang menjadi dasar
sebuah drama
3) Komplikasi, konflik-konflik yang semakin berkembang dan semakin
banyak, kait-mengkait dan masih menimbulkan tanda tanya.
4) Krisis, tahap ini berbagai konflik mencapai puncaknya.
5) Resolusi, Pada tahap ini dilakukan penyelesaian konflik.
6) Keputusan, tahap terkhir ini semua konflik berakhir dan cerita sebentar
lagi selesai.
d. Karakter atau perwatakan, yaitu keseluruhan ciri-ciri jiwa seorang tokoh
dalam lakon drama.
e. Dialog, meupakan perwujudan dari jalan cerita lakon drama. Dialog yang
dilakukan harus mendukung karakter tokoh yang dimainkan.
f. Setting, adalah tempat, rung, waktu, suasana terjadinya adegan. Karena
semua adegan dimainkan di panggung, panggung harus bisa menggambarkan
tempat adegan yang sedang terjadi.
g. Bahasa, naskah drama diwujudkan dari bahan dasar bahasa dan penulis
drama sebenarnya menggunakan bahasa untuk menuangkan ide dramanya.
h. Interpretasi, adalah penafsiran terhadap lakon drama yang dimainkan yang
biasanya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat yang diangkat ke
atas panggung oleh para seniman.
(Terampil Bermain Drama, 2007: 23-30)
sumber: http://bahasaindonesiayh.blogspot.com/

Cara Menulis Cerpen dengan Mudah



Mendengar cerpen, pikiran Anda pasti akan tertuju pada para sastrawan hebat yang namanya sudah begitu dikenal. Oleh sebab itu, Anda kadang malu untuk mencoba menulis sebuah cerpen. Padahal, siapa pun bisa berkarya. Selama seseorang dikaruniai pikiran sehat, ia pasti bisa berkarya.
Masalahnya, tidak semua orang memiliki gaya penceritaan dan penulisan yang baik sehingga mereka malu menyebut tulisannya sebagai karya. Pada dasarnya, menulis cerpen tidaklah sulit. Menulis cerpen sama saja dengan bercerita atau curhat tentang perasaan dan kejadian sehari-hari.

Drama


Drama
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Drama (Yunani Kuno: δρᾶμα) adalah satu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor. Kosakata ini berasal dari Bahasa Yunani yang berarti "aksi", "perbuatan".
Drama bisa diwujudkan dengan berbagai media: di atas panggung, film, dan atau televisi. Drama juga terkadang dikombinasikan dengan musik dan tarian, sebagaimana sebuah opera (lihat melodrama).
Drama di Indonesia
Di Indonesia, pertunjukan sejenis drama mempunyai istilah yang bermacam-macam. Seperti: Wayang orang, ketoprak, ludruk (di Jawa Tengah dan Jawa Timur), lenong (Betawi), randai (minang), reog (Jawa Barat), rangda (Bali) dan sebagainya.
 
Copyright 2009 Mari Belajar Bersama Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Ezwpthemes