Mandalawangi Parangro Senja ini, ketika matahari turun kedalam jurang2mu
aku datang kembali
kedalam ribaanmu, dalam sepimu dan dalam dinginmu
walaupun setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna
aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan
dan aku terima kau dalam keberadaanmu
seperti kau terima daku aku cinta padamu, Pangrango yang dingin dan sepi
sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada
hutanmu adalah misteri segala
cintamu dan cintaku adalah kebisuan semesta malam itu ketika dingin dan kebisuan menyelimuti
Mandalawangi Kau datang kembali
Dan bicara padaku tentang kehampaan semua “hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda
tanya “tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar
‘terimalah dan hadapilah dan antara ransel2 kosong dan api unggun yang
membara
aku terima ini semua
melampaui batas2 hutanmu, melampaui batas2 jurangmu aku cinta padamu Pangrango
karena aku cinta pada keberanian hidup
Keterangan lebih lanjut klik disini
Senin, 02 Juli 2012
Tentang Drama
Video diatas adalah salah satu bentuk pementasan drama. Drama adalah salah satu jenis karya sastra yang mempunyai
kelebihan
dibandingkan dengan karya sastra jenis lain, yaitu unsur
pementasan yang mengungkapkan isi cerita secara langsung dan dipertontonkan di
depan umum. Meskipun demikian, ada juga naskah drama yang sifatnya hanya untuk
dibaca atau sering disebut closed drama.
Berdasarkan ciri-cirinya, drama memiliki sifat penokohan yang
mempunyai
peranan penting dalam mengungkap cerita di dalamnya. Oleh karena
itu setiap tokoh mempunyai sifat-sifat kritis sebagai penyampai amanat dari
pengarangnya, misalnya satire, humor, ambiguitas, sarkasme ataupun
kritik-kritik sosial lainnya yang tergambar melalui dialog-dialog antartokoh.
Unsur-unsur dalam Drama
Unsur paling pokok dalam sebuah drama ada empat, yaitu lakon
(naskah
drama atau text play), pemain (aktor atau aktris), tempat
(gedung pertunjukan), dan penonton. Unsur lakon memegang peranan penting karena
pemain tanpa lakon jelas tidak dapat membuat drama. Begitu pun tempat saja
tanpa lakon tidak akan menghasilkan drama. Tetapi, sebaliknya kalau hanya ada
lakon saja, maka kita masih bisa mengikuti drama-drama bacaan, misalnya “closed
drama.”
Lakon drama disusun atas unsur-unsur yang sama dengan novel atau
roman, yaitu:
a. Tema, merupakan pikiran pokok yang mendasari lakon drama.
Pikiran pokok
ini dikembangkan sedemikian rupa sehingga menjadi cerita yang
menarik.
b. Amanat, adalah pesan moral yang ingin disampaikan penulis
kepada
pembaca naskah atau pendengar (dalam hal ini) dan juga penonton
drama.
Artinya penonton dapat menyimpulkan pesan moral yang telah ia
dengar,
baca atau saksikan.
c. Plot. Lakon drama yang baik selalu mengandung konflik. Sebab,
roh drama
adalah konflik. Drama memang selalu menggambarkan konflik atau
pertentangan.
Adanya pertentangan menimbulkan rangkaian peristiwa yang menjadi
sebab-akibat dan disebut alur/plot.
Secara rinci perkembangan plot drama ada 6 tahap, yaitu:
1) Eksposisi, tahap ini disebut tahap perkenalan, karena
penonton mulai
diperkenalkan dengan lakon drama.
2) Konflik, tahap ini adalah tahap kejadian. Insiden inilah
mulai plot drama
sebenarnya, karena insiden merupakan konflik yang menjadi dasar
sebuah drama
3) Komplikasi, konflik-konflik yang semakin berkembang dan
semakin
banyak, kait-mengkait dan masih menimbulkan tanda tanya.
4) Krisis, tahap ini berbagai konflik mencapai puncaknya.
5) Resolusi, Pada tahap ini dilakukan penyelesaian konflik.
6) Keputusan, tahap terkhir ini semua konflik berakhir dan
cerita sebentar
lagi selesai.
d. Karakter atau perwatakan, yaitu keseluruhan ciri-ciri jiwa
seorang tokoh
dalam lakon drama.
e. Dialog, meupakan perwujudan dari jalan cerita lakon drama.
Dialog yang
dilakukan harus mendukung karakter tokoh yang dimainkan.
f. Setting, adalah tempat, rung, waktu, suasana terjadinya
adegan. Karena
semua adegan dimainkan di panggung, panggung harus bisa
menggambarkan
tempat adegan yang sedang terjadi.
g. Bahasa, naskah drama diwujudkan dari bahan dasar bahasa dan
penulis
drama sebenarnya menggunakan bahasa untuk menuangkan ide
dramanya.
h. Interpretasi, adalah penafsiran terhadap lakon drama yang
dimainkan yang
biasanya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat yang
diangkat ke
Mendengar
cerpen, pikiran Anda pasti akan tertuju pada para sastrawan hebat yang
namanya sudah begitu dikenal. Oleh sebab itu, Anda kadang malu untuk mencoba
menulis sebuah cerpen. Padahal, siapa pun bisa berkarya. Selama seseorang
dikaruniai pikiran sehat, ia pasti bisa berkarya.
Masalahnya,
tidak semua orang memiliki gaya penceritaan dan penulisan yang baik sehingga
mereka malu menyebut tulisannya sebagai karya. Pada dasarnya, menulis cerpen
tidaklah sulit. Menulis cerpen sama saja dengan bercerita atau curhat tentang
perasaan dan kejadian sehari-hari.
Drama (Yunani Kuno: δρᾶμα) adalah satu bentuk karya sastra yang memiliki bagian
untuk diperankan oleh aktor. Kosakata ini berasal dari Bahasa Yunani yang berarti "aksi",
"perbuatan".
Drama bisa diwujudkan dengan
berbagai media: di atas panggung, film, dan atau televisi. Drama juga terkadang dikombinasikan dengan musik
dan tarian, sebagaimana sebuah opera
(lihat melodrama).
Drama di Indonesia
Di Indonesia, pertunjukan sejenis
drama mempunyai istilah yang bermacam-macam. Seperti: Wayang orang, ketoprak, ludruk
(di Jawa Tengah dan Jawa Timur), lenong (Betawi), randai
(minang), reog (Jawa Barat), rangda
(Bali) dan sebagainya.